BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
BELAJAR
Belajar
adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat
yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
kependidikan. Pada dasarnya belajar merupakan proses perubahan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
mental, psikis karena pengaruh interaksi sosial dengan lingkungan
sekitarnya sebagaimana disampaikan oleh WS Winkel (1996:53) bahwa
belajar merupakan perubahan psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif individu dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, sikap yang bersifat
konstan dan tetap.
Pendapat ini sejalan dengan apa yang
disimpulkan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno (1997:34) bahwa
belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
perubahan didalam diri seseorang, mencakup penambahan tingkah laku,
sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Menurut Natawijaya (1997:1) dikatakan
bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap
atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai
aspek kehidupan atau pengalaman terorganisir.
Disamping perubahan psikis, perubahan
yang terjadi adalah perubahan tingkah laku yang mencakup kebiasaan,
pengetahuan, juga sikap. Seperti dikatakan oleh Roestiyah NK (1986:141),
belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan
sikap. Belajar bisa didefinisikan juga sebagai suatu perubahan di dalam
kepribadian yang berupa suatu pola baru dalam kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan-perubahan berdasarkan pengalaman atau suatu tindakan
atau perbuatan yang pernah dialami atau dilakukan. Baik pengalaman yang
diperoleh dari keluarga, sekolah, teman main atau pengalaman yang
berasal dari yang lainnya. Pengalaman masa lalu siswa yang telah
diterima menjadi dasar diterima pengalaman baru, yang kemudian dapat
diasosiasikan menjadi satu kesatuan pengalaman yang utuh.
Sudirman A.M (1994:23) mendefinisikan
belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-pisik untuk menuju
ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur
cipta, rasa dan karsa ranah kogitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan Thursan Hakim (2000;1) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakan dalam bentuk kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir dan kemampuan.
Menurut Ngalim Purwanto (1997:84) ada beberapa elemen yang mencirikan pengertian belajar, diantaranya:
1) Belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, perubahan itu mengarah pada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk.
2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3) Untuk dapat disebut belajar maka perubahan tersebut harus relatif mantap
4) Tingkah laku yang berubah meliputi aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Belajar merupakan suatu proses dasar dari
perkembangan manusia yang dilakukan secara bertahap untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam dirinya dalam rangka untuk mencapai tujuan
tertentu dalam kehidupan dunia. Dengan belajar manusia melakukan
perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar bukan
hanya sekedar pengalaman, akan tetapi belajar merupakan proses yang
berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan
untuk mencapai tujuan kegiatan belajar.
Snelbecker, yang dikutip oleh Sukamto dan Winatapura (1997:9) menyimpulkan definisi belajar sebagai berikut:
1) Belajar harus mencakup tingkah laku
2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks
3) Proses perubahan tingkah laku tersebur harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
Menurut pendapat Slameto (1993:3),
belajar adalah adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
mempunyai suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.Belajar merupakan suatu proses dasar dari perkembangan
hidup manusia yang dilakukan secara bertahap untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam dirinya dalam rangka untuk mencapai tujuan
tertentu dalam kehidupan dunia. Dengan belajar manusia melakukan
perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya menjadi berkembang.
Belajar bukan hanya sekedar pengalaman, akan teteapi belajar merupakan
suatu proses yang berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai
bentuk perubahan mencapai tujuan kegiatan belajar.
Berdasarkan teori-teori diatas, belajar
dalam penelitian ini adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
keadaan yang kurang baik menjadi baik melalui suatu latihan baik dirumah
maupun disekolah yang dibedakan dari perubahan-perubahan yang
dihasilkan.
HASIL BELAJAR
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran,
hasil belajar memegang peranan penting. Dimana hasil belajar merupakan
gambaran keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam kaitan ini Sudjana
(1990:36) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Bahkan Djamarah (1994:23)
mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil dari aktivitas dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom
dalam Hudoyo (1975:28) bahwa hasil belajar merupakan tingkat penguasaan
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan yag diterapkan.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya,
bahwa belajar adalah sutu proses hasil belajar yaitu berupa sesuatu yang
baru yang segera nampak dalam prilaku nyata atau masih tersembunyi,
atau mungkin hanya berupa penyempurnaan terhadap hal-hal yang pernah
dipelajari. Pengertian tersebut dapat terlihat pada diri individu.
Nasution mendefinisikan hasil belajar
dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Azas-azas Mengajar”, bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,
bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk
mengetahui kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan
pergaulan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Nana Sudjana
(1995:22) berpendapat bahwa hasil belajar juga merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar dan dapat dinilai atau diukur melalui tes. Hasil belajar dapat
dilihat seteah seseorang melakukan aktivitas belajar baik sesuatu yang
baru atau penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya yang
akhirnya akan membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan
prestasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Roestiyah (1989:151), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama:
- Faktor Internal yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minal dan sebagainya
- Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak seperti kebersihan rumah, udara lingkungan dan sebagainya. Jadi jelas bahwa hasil belajar sangat tergantung dari kesiapan siswa itu sendiri dan faktor lain yang mendukung termasuk faktor guru di sekolah.
BELAJAR KELOMPOK
Kegiatan belajar kelompok adalah suatu
kegiatan penting terutama disekolah. Kegiatan belajar kelompok selain
untuk memecahkan suatu masalah tetapi juga untuk membentuk suatu kerja
sama dan kesepakatan yang harus dibuat secara bersama-sama. Belajar
kelompok dapat memacu dan membentuk siswa untuk dapat bekerja sama
dengan teman lainnya. Dalam belajar kelompok terjadi proses interaksi
antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya secara langsung maupun
tidak langsung.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif
sehingga apabila siswa tidak dilibatkan dalam kegiatan belajar, maka
tidak mungkin bagi siswa untuk memperoleh hasil yang baik. Tidak semua
siswa mengalami perkembangan belajar yang baik disekolah, ada beberapa
siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran khususnya
pelajaran matematika, bagi siswa yang berprestasi terkadang bersifat
acuh tak acuh terhadap temannya yang kurang berprestasi dalam kegiatan
belajar disekolah sehingga tidak mau membantu kesulitan belajar
mereka.
Perkembangan dalam psikologi belajar
tampaknya turut pula mewarnai kemunculan sistem baru dalam
pembelajaran. Diasumsikan bahwa perbedaan belajar secara individual
para siswa perlu mendapat pelayanan sebagaimana mestinya agar tercapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, oleh sebab itu pengajaran
secara belajar kelompok mencoba memadukan pengajaran secara individual
dan pengajaran secara klasikal atau masal. Cara belajar kelompok adalah
cara belajar yang digunakan oleh beberapa siswa dalam susunan kelompok
kerjasama dikelas. Setiap siswa yang mengikuti kegiatan ini aktif
bersama untuk memecahkan dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh
kelompok sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Dalam mengajar
dikelas, guru dituntut untuk mendesain dan memikirkan sistem
instruksional yang dapat membangkitkan motivasi terhadap siswa agar
mereka dapat belajar dengan aktif. Guru perlu memahami dan
mengembangkan metode dan keterampilan mengajar. Kelompok merupakan
kumpulan orang-orang, benda-benda yang berada pada suatu tempat
tertentu yang mempunyai kesamaan bentuk, sifat dan aturan-aturan yang
berlaku pada kelompok tertentu.
Menurut pendapat Poerwadarminta
(1984:412) pengertian kelompok adalah kumpulan tentang orang, binatang,
benda dan sebagainya. Kumpulan tentang manusia yang merupakan kesatuan
beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola
interaksi antar manusia.
Kegiatan belajar kelompok dapat
melahirkan kondisi yang memudahkan penerimaan pelajaran serta dapat
meningkatkan cara berpikir siswa. Dengan belajar kelompok memungkinkan
siswa memiliki pengalaman yang lebih luas dan beraneka ragam. Manfaat
pengetahuan yang diperoleh dari belajar kelompok tidak sama dengan
pengalaman membaca atau mendengarkan keterangan guru disekolah.
Perkembangan sosio kultural yang
menyangkut kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta pertumbuhan
penduduk tampaknya turut pula melatar belakangi munculnya suatu
pengajaran secara kelompok sehingga mendorong pelaksanaan pengajaran
berdasarkan pendekatan unsur disiplin sehingga menuntut partisipasi dan
tanggung jawab guru untuk bersama-sama sambil menerobos segala
hambatan yang disebabkan oleh kondisi belajar yang kaku, pertumbuhan
penduduk menyebabkan jumlah siswa yang masuk sekolah semakin banyak
sehingga akan timbul lebih banyak lagi pelayanan pendidikan yang harus
disediakan bagi siswa disekolah.
Metode kelompok atau dikenal juga metode
gotong royong merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid
disusun dalam kelompok tertentu pada waktu menerima pelajaran dan
mengerjakan tugas-tugas disekolah. Pembentukan kelompok bersama terdiri
atas 3 atau 4 orang siswa setiap kelompoknya. Kelompok yang digunakan
dalam kegiatan belajar biasanya dibentuk berdasarkan aturan tertentu.
Menurut pendapat Wirnarno (1984:78),
dasar pembentukan kelompok dalam kegiatan belajar kelompok adalah
penglompokan atas dasar peningkatan partisipasi, cara belajar mengajar
semacam ini dimaksudkan untuk merangsang setiap anak didik agar ikut
dalam memecahkan masalah secara penuh dalam hubungan kelompok dan
secara gotong-royong. Keuntungan belajar kelompok adalah untuk
mengeluarkan pendapat atau ide dalam belajar kelompok. Dalam belajar
kelompok akan lebih ringan dibandingkan dengan belajar individu, jadi
anggota yang pasif dapat dirangsang oleh rekannya, sehingga tidak
terjadi kepasifan dalam kelompok tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disimpulkan beberapa keistimewaan belajar kelompok, yaitu: (a) belajar
kelompok dapat melatih siswa untuk berpikir secara logis (b) belajar
kelompok melahirkan ide atau gagasan dalam menyelesaian suatu masalah
(c) antar anggota kelompok bisa saling menerima ide atau gagasannya
masing-masing (d) belajar kelompok dapat mempererat hubungan antara
siswa dan memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar siswa disekolah.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar