Vaccine Carrier Box
Salah
satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah berbagai penyakit,
terutama di kalangan balita adalah dengan melakukan vaksinasi/imunisasi.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan kemudian
mencanangkan sebuah program Indonesia Bebas Polio.
Program
ini menjangkau seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali sampai wilayah
pelosok-pelosok di Tanah Air. Untuk dapat menjangkau daerah pelosok,
kadang membutuhkan waktu tempuh hingga berjam-jam. Proses penyimpanan
vaksin sendiri membutuhkan temperatur antara 2 - 8oC. Untuk
memenuhi kondisi tersebut, para dokter Puskesmas biasanya menyimpan
vaksin dalam sebuah termos es yang kemudian dibawa ke daerah pelosok.
Padahal, es akan mencair jika waktu tempuh ke tempat tujuan memakan
waktu yang cukup lama, yang otomatis kisaran suhu tersebut menjadi
riskan terpenuhi. Temperatur yang tidak sesuai bisa dipastikan dapat
merusak kualitas vaksin.
Melihat
kondisi tersebut, Prof. Dr.-Ing. Ir. Nandy Putra, Peneliti dan Dosen
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia berhasil
merancang sebuah alat pendingin untuk menyimpan vaksin yang mampu
menjaga kualitas vaksin tanpa terkendala waktu tempuh perjalanan. Alat
tersebut adalah Vaccine Carrier Box yang sistem pendinginnya
dikembangkan berbasis termoelektrik.
Vaccine
Carrier Box merupakan ide baru yang didapatkan dari melihat berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan pengembangan dan berbagai
inovasi, kini alat yang dibuat tahun 2007 itu sudah dapat digunakan
sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Bahkan alat yang telah
diaplikasikan di beberapa Puskesmas itu sudah didaftarkan untuk
mendapatkan hak paten.
Prof.
Nandy mengikutsertakan beberapa mahasiswanya sebagai satu tim untuk
membantu dalam proses pengembangan Vaccine Carrier Box. Selain itu,
mahasiswa tersebut juga dapat menggunakan hasil penelitiannya sehingga
bisa digunakan sebagai bahan skripsi. Tim ini meneliti tiap-tiap bagian
pada alat tersebut sehingga terciptalah suatu alat yang compact.
Alat ini sangat mudah dibawa ke mana-mana karena ukurannya yang tidak
terlalu besar, bahkan bisa dimasukkan ke dalam tas ransel.
Vaccine Carrier Box menggunakan accu
(aki) sebagai penghasil listriknya. Hal ini mempertimbangkan sulitnya
listrik di daerah pelosok/pedalaman. Untuk mengoperasikannya sangatlah
mudah. Vaksin hanya perlu dimasukkan ke dalam tempat yang tersedia
kemudian temperatur yang diinginkan diatur dengan hanya menekan tombol.
Biasanya, untuk vaksin polio temperaturnya kurang lebih pada kisaran 4oC. Jika temperaturnya sudah mencapai 4oC,
maka mesin akan mati secara otomatis. Karena jika mesinnya tidak mati,
maka temperatur akan terus turun sehingga akan membekukan vaksin.
Sebaliknya, ketika suhu di dalam ruangan tempat diletakkannya vaksin
mulai meningkat, maka mesin secara otomatis menyala untuk menurunkan
suhu. Matinya mesin secara otomatis tersebut juga akan menghemat energi.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar